Skenario Presiden 2004 Asal Bukan Mega?
Hubungan Mesra Amien-Gus Dur
Jakarta, Otonominews,- Lobi Politik sebenarnya identik dengan Silaturrahim. Barangkali istilah ini yang paling pas digunakan saat pertemuam pimpinan dan tokoh partai politik di kantor PKB Kalibata (4/11) malam.
Tampak hadir pada acara buka bersama itu antaranya; KH Abdurrahman Wahid (PKB), Alwi Sihab, Syaifullah Yusuf, Amien Rais (PAN), Alvin Lee, Rachmawati Sukarno Puteri (Pelopor), Hidayat Nurwahid (PKS), Pramono Anung (PDIP), Arifin Panigoro, Budi Harsono (Partai Golkar), Slamet Effendi Yusuf, Erros Djarot (PNBK), dari pihak Pemerintah hadir Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah buka puasa bersama mereka lanjutkan dengan Shalat Maghrib berjamaah. Banyak kalangan menduga bahwa pertemuan atas undangan DPP PKB itu adalah upaya mengkritisi Pemerintahan Mega-Hamzah, bahkan ada yang berspekulasi dalam rangka scenario penjegalan terhadap pemerintahan Megawati.
Tapi ternyata, isinya sangat rileks dan mencair, apalagi banyak diselengi dengan lawakan, saling lempar canda segar, dan gurauan politik dari tokoh-tokoh yang hadir malam itu. Sehingga suasananyapun tak terkesan kaku namun justru bernuansa kekeluargaan atau silaturrahim.
Yang paling menonjol ketika guyonan berlangsung selama satu jam itu mereka yang hadir terfokus pada dua tokoh penting yaitu; Amien Rais dan Gus Dur. Karena ledekan keduanya acapkali mengundang tawa hadirin, termasuk wartawan yang lagi meliput event bersejarah tersebut.
"Tadi ada cerita dari Gus Dur yang belum selesai,"kata Amien memulai ceritanya. "Amien bercerita ketika Muhammadiyah lahir, Kakek Gus Dur (KH Hasyim Asy'ari) dilaporin seseorang bahwa ada organisasi islam baru di Jogja namanya Muhammadiyah." Spontan saja KH. Hasyim bertanya; siapa pendirinya? Lalu si pelapor itu menjawab; KH. Ahmad Dahlan. Maka KH Hasyim Asyari mengatakan oh KH. Ahmad Dahlan yang mondok di Semarang itu. "Betul,"jawab Orang itu. Lalu KH. Hasyim Asyari mengatakan, "itu orang baik." "Sama-sama juga dengan saya,"seloroh Amien yang disambut tawa semua hadirin.
Lagi-lagi Amien mengingat nostalgia ketika ia memperjuangkan Gus Dur menjadi Presiden di Gedung Muhammadiyah, kata Amien waktu itu bertemu antar partai lalu Gus Dur bilang;"Mas Amien ini ikhlas seperti KH. Ahmad Dahlan." Kemudian benar-benar Gus Dur jadi Presiden,"kata Amien menirukan pernyataan Gus Dur saat sebelum jadi Presiden.
Gus Dur tak mau kalah dengan Amien lalu menceritakan seorang Kiyai NU yang ada di kampung yang sedang ceramah di depan pengikutnya. "Anda bersyukur sebagai muslim karena anda semua dijamin masuk surga, minimal Muhammadiyah,"kata Kiyai itu. Spontan gurauan Gus Dur itu disambut tawa
Sebelum selesai buru-buru Amien nyeletuk lagi dengan ceritanya, kata Amien ada cerita seorang santri di sebuah pondok pesantren yang baru saja belajar bahasa inggris lalu ingin unjuk kebolehan dengan temannya. "Sabatnya itu bertanya, kesini bahasa inggrisnya?" Come here,"jawab santri itu, kalau kesana, Come here juga. Hadirinpun terbahak-bahak.
Bersaing Secara Sehat
Meski ada kesan rilek dan santai, ternyata tokoh partai politik punya kesamaan kemauan agar manuver-manuver politik yang dilakukan berada pada koridor hokum dan demokrasi, jangan sampai saling menghancurkan yang substansinya adalah anti demokrasi. "Bersainglah secara sehat,"tutur Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono kepada wartawan saat diwawancarai usai dialog.
Hal yang sama juga disampaikan Sekjen partai Golkar, Mayjen(pur.) Budi Harsono bahwa pada forum buka puasa diantara kita ini sebenarnya ada kebersamaan dan kerukunan. "Kebetulan saya duduk bersama Pramono Anung, saya harapkan partai kami yang ada dibawah juga ikut rukun,"kata Budi saat memberikan pendapatnya seraya menyatakan tugas dari parpol adalah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
Menurut Budi, kita bisa berbeda pandangan dan pendapat tapi dalam kerangka demokrasi. Dan kita harus menghargai perbedaan itu jangan saling bermusuhan. "Dengan pertemuan malam ini dan disusul pertemuan-pertemuan berikutnya saya berharap akan memberikan contoh yang sangat baik bagi kemajuan kehidupan demokrasi di negara kita,"harap mantan Ketua Fraksi TNI/Polri DPR ini
Sementara Wakil Sekjen PDIP, Pramono Anung mengaku kehadirannya pada forum PKB ini sudah mendapat ijin Megawati selaku Ketua Umum. Politisi asal kota Kediri ini juga mengatakan perlunya membangun demokrasi.
"Kita ini perlu ada kebersamaan dalam menghadapi Pemilu 2004 yakni seperti yang dikatakan Gus Dur dan Mas Amien Rais, dimana kita harus membangun demokrasi itu secara akal sehat dan lebih bijaksana,"ujar Pramono sembari mengajak semua parpol untuk bersaing.
"Kita boleh bersaing (Partnership) sehingga mampu melakukan institusi demokrasi bangsa ini. Kalau ada perbedaan pendapat, itu hal yang wajar,"sergah juru bicara PDIP itu. Tapi kejadian di Tabanan dan Buleleng Bali beberapa waktu lalu seolah sudah merupakan persaingan sehat padahal merenggut 2 korban dari partai lain. Bisakah omongan Pramono Anung dijadikan patokan oleh pengikutnya yang ada dibawah?
Perhatian dalam membangun demokrasi dan persaingan yang fair dan sehat menghadapi pemilu 2004 juga tak luput dari perhatian Ketua Umum PKS, Dr.Hidayat Nurwahid. Pernyataan sejuk dan tegas dari Nurwahid ini disampaikan saat tiba gilirannya memberikan urun rembug di forum PKB tersebut.
Menurut Hidayat Nurwahid, kalau dalam sabda nabi SAW menyatakan cukuplah maut menjadi thausiyah (nasihat) bagimu. "Tapi dalam konteks pertemuan ini cukuplah silaturrahim sebagai thausiyah yang paling baik bagi kita semua sebagai anak bangsa."
"Saya kira apa yang disampaikan Pak Amin maupun Gus Dur, berbagai letupan mercon (istilah: gesekan politik di lapangan) sebaiknya mengingatkan kita kembali sebagai satu anak bangsa, agar kita segera merintis masa depan yang lebih baik,"tegas Nurwahid seraya mengatakan bahwa kita diharuskan saling meminta maaf dan memperbaiki, mungkin juga saling mengembalikan hak rakyat yang masih belum dikembalikan.(HRN).